Teror Serangan Ular di Bantargadung Sukabumi Seorang Ustadz Meninggal Dunia

Minggu, 13 Juni 2021 - 09:22 WIB
Teror Serangan Ular di Bantargadung Sukabumi Seorang Ustadz Meninggal Dunia
Teror Serangan Ular di Bantargadung Sukabumi Seorang Ustadz Meninggal Dunia

TatarSukabumi.ID - Salah seorang tokoh masyarakat di Kampung Bojongsoka, Desa Limusnunggal, Kecamatan Bantargadung, Kabupaten Sukabumi keluhkan mahalnya harga Serum Anti Bisa Ular (SABU) di RSUD Palabuhanratu Sukabumi.

Maman Surachman unggah surat terbuka kepada Bupati Sukabumi dalam akun Facebooknya, tidak hanya menyebut mahalnya serum anti bisa, Dia menyebut sejumlah petani di wilayahnya kerap diteror Ular bahkan hingga ada korban meninggal dunia.

Dari penelusuran TatarSukabumi.ID, selama 6 bulan terakhir sedikitnya 20 warga Desa Limusnunggal menjadi korban atas serangan ular.

"Warga saya sekarang ini resah, kyai saya pimpinan pondok pesantren Ustadz Surya, meninggal tidak tertolong akibat dipatuk ular.

"Kejadiannya 4 bulan yang lalu, kemudian ada juga petani namanya Pak Samsu juga dipatuk ular.

"Lalu ada juga sesepuh warga Limusnunggal juga dipatuk ular, dan kemarin kebetulan korbannya tukang kebun saya," kata Maman Surahman kepada TatarSukabumi.ID, belum lama ini.

BACA JUGA : Teror Ular Tanah di Bantargadung Sukabumi 20 Korban 1 Meninggal 1 Putus Jari Tangan

Lebih lanjut Maman menjelaskan, Pegawai Kebunnya sempat dilarikan ke RS Palabuhanratu, namun Maman mengaku kecewa atas mahalnya Serum anti bisa ular (Sabu) di Rumah Sakit yang mahal.

"Di rumah sakit ini harga satu vial Sabu-nya mahal kemarin saya bayar 1,4 juta rupiah," keluh Maman.

Tidak hanya itu, Maman mengaku cukup aneh dengan harga Serum yang berubah ubah, bahkan bisa ditawar di RS Palabuhanratu.

Bahkan saat membayar, Pekerja kebunnya tidak diberikan kwitansi atas pembelian Serum ini.

Timbul kecurigaan dan dugaan ada permainan harga yang dilakukan sejumlah oknum sehingga hal ini bisa terjadi.

Selanjutnya Maman mengaku sempat googling untuk mengecek dan mencari tahu harga serum, Ia mengaku tercengang karena harga serum berkisar kurang dari 400 ribu rupiah.

"Saya cek harganya hanya 332 ribu. Mungkin tidak semua orang mampu membayar dengan harga mahal, Saya berharap ada langkah-langkah yang baik untuk warga dari Pak Bupati," tukasnya.

BACA JUGA : Kapolri Akan Tegur Kapolda dan Kapolres yang Belum Tindak Tegas Premanisme

Tidak hanya mahalnya Serum, jarak antara Desa Limusnunggal dengan RS Palabuhanratu cukup jauh, dengan kondisi ini Maman meminta Pemerintah melalui instansi terkait bisa menyediakan Sabu di setiap Puskesmas agar mudah diakses masyarakat.

"Perjalanan dari kampung saya ke RSUD Palabuhanratu itu cukup jauh, jadi nyawa pasien cukup terancam juga akibat perjalanan jauh dan waktu tempuh," harapnya.

Maman mengaku pihaknya telah mencoba berkoordinasi dengan pihak Desa agar bisa mengajukan pengadaan serum anti bisa di Puskesmas atau Pustu juga bidan Desa dengan harapan jika ada warga dipatuk Ular dapat segera tertolong.

"Saya telah menghubungi pihak Desa untuk mencoba menghubungi pihak kecamatan dan sampai ke dinas terkait untuk pengadaan serum anti bisa minimal di puskesmas setempat tanpa harus jauh menuju RSUD Palabuhanratu" jelasnya.

Ditempat terpisah Kades Limusnunggal, membenarkan sejumlah kasus yang terjadi akibat serangan Ular di wilayahnya.

Kepala Desa Limusnunggal, Rusman kepada TatarSukabumi.ID menyebut ular yang meneror warga merupakan jenis Ular tanah atau warga setempat sebut Oray Gibug.

BACA JUGA : 3 Miliar Dana Bagi Hasil PT Star Energi  Untuk 13 Desa di Kecamatan Kalapanunggal dan Kabandungan

Sementara itu, Dirut RSUD Palabuhanratu Damayanti mengaku akan mengecek lebih dahulu terkait persoalan mahalnya Serum di Rumah Sakit serta tidak diberikannya kwitansi saat Pasien membayar serum.

"Saya confirm dulu ya, karena itu masalahnya teknis, Saya akan tanyakan dulu ke bidang pelayanan tentang vial untuk Serum Anti Bisa Ular nanti bidang pelayanan yang akan konfirmasi," kata Damayanti.

Selanjutnya terkait harga Sabu, kepada awak media Dirut RS Palabuhanratu menyatakan jika harga setiap dosisnya memang cukup mahal diatas 900 ribu rupiah.

Lebih jauh menurut Dia, serum anti bisa ular ini tidak di cover oleh BPJS sehingga Pasien terpaksa harus membayar secara tunai serum ini.

"Harga anti bisa ular itu 942 ribu rupiah. Jadi harganya memang mahal," jelas Damayanti.(*)

TERPOPULER

SUKABUMI TERKINI