EWS Deteksi Potensi Longsor Susulan di Cisolok Sukabumi

Selasa, 15 Januari 2019 - 00:00 WIB

EWS Deteksi Potensi Longsor Susulan di Cisolok Sukabumi
EWS Deteksi Potensi Longsor Susulan di Cisolok Sukabumi

Alat pendeteksi pergerakan tanah EWS (Early Warning System)/ Foto : Isep Panji

Alat pendeteksi pergerakan tanah EWS (Early Warning System)/ Foto : Isep Panji


TatarSukabumi.ID - Kondisi Gunung Surand dinilai cukup berbahaya dengan kemiringan lereng yang sangat curam sehingga Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarnegara memasang alat pendeteksi EWS (Early Warning System).


Andri Soelistyo, Kasi Pencegahan Kesiapsiagaan BPBD Banjarnegara, saat ditemui TatarSukabumi.ID, menyatakan kekhawatiranya akan longsor susulan di Gunung Surandil.


BACA JUGA : Bahaya Longsor Susulan, BPBD Pasang Early Warning System di Gunung Surandil


Bukan tanpa alasan, Andri menilai dengan kondisi Gunung Surandil yang curam maka potensi longsor susulan dikhawatirkan bisa terjadi.


"Setelah kita pasang alat deteksi dihari ketiga ditemukan ada pergerakan (tanah) antara 4 hingga 5 centimeter," ujar Andri kepada TatarSukabumi.ID, Minggu (6/1/2019).


BACA JUGA : Masa Tanggap Darurat Bencana Longsor Cisolok Sukabumi Ditutup


"Jadi kemarin itu ada warga yang menyatakan mendengar suara sirine sehingga kami cek kembali ternyata ada pergerakan (tanah). titiknya bergerak 4 hingga 5 centi, kemudian kita perbaiki untuk kembali ke titik nol. Dilihat di lapangan ada beberapa saluran air yang menghilang melalui titik itu, dan itu harus diwaspadai," beber Andri menilai potensi longsor susulan di Gunung Surandil.


Andri Soelistyo, Kasi Pencegahan Kesiapsiagaan BPBD Banjarnegara, 

Andri Soelistyo, Kasi Pencegahan Kesiapsiagaan BPBD Banjarnegara


Menurut Andri, dengan intensitas hujan yang cukup tinggi, dimungkinkan akan terjadi kembali longsor.


"Selama 2 hari kemungkinan kalau turun hujan bisa jadi akan ada pergerakan, itu masih sangat memungkinkan,"


"Kemungkinan besar Iya, karena yang diatas itu kemiringannya sampai 80 derajat, sehingga saya pikir masyarakat yang beraktifitas disana harus berhati-hati," tegas Andri.


BACA JUGA : Torro Margens Wafat, Usai Shalat Jumat Dimakamkan di TPU Ciandam Sukabumi


Seperti diketahui, EWS dipasang pada titik daerah rawan longsor yang berfungsi untuk mendeteksi pergerakan tanah serta longsor susulan.


Bila keadaan berbahaya maka EWS akan mengeluarkan sinyal bunyi alarm dan lampu pada malam hari.


"Lampu alat pendeteksi akan menyala jika ditemukan getaran diatas 5 cm hingga di atas 10 cm dan dia akan berbunyi," jelas Andri.


BACA JUGA : Relokasi Pengungsi Longsor Cisolok, Iyos Somantri : Menteri Sosial Sudah Siap Untuk Melakukan Pembangunan


Dengan kondisi kemiringan dan musim penghujan Andri menghimbau warga untuk tetap waspada.


"Langkah antisipasi, saya menghimbau kepada masyarakat harus waspada, masyarakat harus dilatih dan harus melihat alarm, bahwa disekitar mereka adalah daerah yang rawan bencana," tandasnya.


BACA JUGA : 1 Jam Telat Respon Masyarakat, Marwan Hamami Ancam Geser Pejabat Sukabumi


Diketahui sebelumnya, Lereng Gunung Surandil anjlok mengakibatkan longsor hingga menimbun sedikitnya 30 rumah di Dusun Cimapag Kampung Garehong RT 05/04, Desa Sirnaresmi Kecamatan Cisolok Kabupaten Sukabumi Jawa Barat.


Bencana yang terjadi tepat menjelang malam pergantian akhir tahun 2018 pekan lalu (31/12), mengakibatkan 32 jiwa meninggal dunia, 1 korban dinyatakan hilang, dan 1 korban mengalami luka berat.(*)


Reporter : Isep Panji
Editor : Dian Syahputra Pasi/Asep M-Rhe

TERPOPULER

SUKABUMI TERKINI