Menteri Pendidikan Muhadjir Effendy bersama Ketua Forum Komunikasi Guru Honorer Sukabumi Kris Dwi Purnomo // Foto : Rapik Utama |
TatarSukabumi.ID - Menteri Pendidikan Muhadjir Effendy melakukan kunjungan kerja di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Jumat (22/3/2019).
Disela kunjungannya, Muhadjir Effendy sempat berbincang dengan Ketua Forum Komunikasi Guru Honorer Kabupaten Sukabumi, Kris Dwi Purnomo.
Atas nama Guru Honorer Sukabumi khususnya, Kris mempertanyakan nasib Guru Honorer serta meminta pengangkatan Guru Honorer tanpa melalui proses testing.
BACA JUGA : Luhut Binsar Pandjaitan Pastikan Dermaga Cisolok Dibangun dan Nelayan Palabuhanratu Belajar ke Vietnam
Dari pantauan TatarSukabumi.ID, dilokasi kunjungan Menteri Pendidikan di GOR Cisaat nampak terbentang spanduk bertuliskan Selamat Datang Bapak Menteri Dari Kami Guru Honorer Sukabumi yang Tersakiti.
Secara singkat Muhadjir Effendy mengatakan Pemerintah teleh berupaya semaksimal mungkin untuk memberikan yang terbaik bagi Guru Honorer.
"Makanya sekarang K2 dulu baru nanti yang non K2 bertahap, karena jumlahnya 736 ribu jadi tidak mungkin diangkat semua, tenang, sabar sabar, pokoknya berlanjut," ujar Muhadjir Effendy, Jumat (22/3/2019).
BACA JUGA : Pesepakbola Juara Runner Up Menpora U-16 Tak Sanggup Bayar Uang Sekolah, Kapolsek : Ini Bibit Anggota Polisi Masa Depan
Kepada TatarSukabumi.ID Ketua Forum Komunikasi Guru Honorer Kabupaten Sukabumi, Kris Dwi Purnomo, mengatakan, atas nama seluruh Guru Honorer meminta Pemerintah untuk memperhatikan nasib Honorer dan penghapusan pengangkatan guru Honorer dengan sistem test.
"Kami menyuarakan keinginan Guru Honorer, karena tahun kemarin (2018) kita pernah melaksanakan aksi selama 3 hari di Istana tapi Pak Menteri tidak datang, jadi ini merupakan kesempatan bagi kami (bertemu menteri), kemarin test CPNS dibatasi usia kemudian sekarang P3K dengan testing, jadi pengabdian kami mohon dihargai," ujar Kris.
Saat dikonfirmasi akan tanggapan Muhadjir Effendy, Kris menjelaskan jika Menteri Pendidikan akan tetap melaksanakan pengangkatan dengan sistem test.
"Pak menteri tadi mengatakan akan diselesaikan tapi tetap melalui testing, tapi kami tidak ingin dilakukan pengangkatan melaui testing, padahal kami telah melakukan pengabdian selama puluhan tahun," terang Kris.
BACA JUGA : Uu Ruzhanul Ulum : Industri di Jabar Belum Sepenuhnya Serap Tenaga Kerja Lulusan SMK
Sementara itu, Arif selaku Wakil Forum Komunikasi Guru Honorer Kabupaten Sukabumi menambahkan, penolakan sistem test dalam pengangkatan Guru Honorer karena berbagai alasan, salah satunya adalah usia Guru Honorer yang telah mengabdi puluhan tahun seolah dipaksa bersaing dengan usia muda yang baru saja lulus.
"Bukan kami menolak testing, lihat guru honorer yang usianya diambang pensiun masih belum diangkat, bayangkan diusia tua harus mengikuti test, paling tua usia honorer di Sukabumi 58 tahun harus bersaing dengan anak muda yang baru lulus," tandasnya.(*)
Reporter : Rapik Utama
Editor : Dian Syahputra Pasi