Momentum 10 Nopember, Tentara KNIL Lebih Bahaya dari Tentara Belanda

Selasa, 20 November 2018 - 00:00 WIB

Momentum 10 Nopember, Tentara KNIL Lebih Bahaya dari Tentara Belanda
Momentum 10 Nopember, Tentara KNIL Lebih Bahaya dari Tentara Belanda

Pejuang Kemerdekaan di Bojongkokosan / Foto : Rapik Utama (10/11/2018)


TatarSukabumi.ID- Momentum peringatan Hari Pahlawan 10 Nopember 2018 pemerintah Kabupaten Sukabumi memberi penghargaan serta hadiah kepada Veteran Pejuang, acara digelar di Monumen Palagan Perjuangan Bojongkokosan, Jalan Siliwangi Parungkuda, Sabtu [10/11/2018].


Satu dari sekian banyak Veteran yang mendapat anugerah penghargaan serta hadiah dari Bupati Sukabumi adalah Aan Suwanda, Pejuang dari Desa Sukaharja Kecamatan Warungkiara yang tergabung dalam wadah LVRI (Legiun Veteran Republik Indonesia).


BACA JUGA : Pidato Kenegaraan Hari Pahlawan, Marwan Hamami : Melawan Penjajah Melawan Kemiskinan


Ditemui ditempat kegiatan, Aan Suwanda mengungkapkan, "Saya terharu bila mengingat ketika perjuangan 45 bersama-sama ratusan pejuang yang telah gugur disini (Bojongkokosan), ungkap sang pejuang yang hingga saat ini memiliki postur tubuh yang nampak gagah dan bugar, Sabtu [10/11/2018].


Kepada TatarSukabumi.ID Aan Suwanda mengenang semasa perjuangannya dulu, menurutnya, "Semasa Perjuangan Bojongkokosan bersama para pemuda banteng dan TKR (Tentara Keamanan Rakyat) berkumpul disini. Pada Desember tahun 1945 sewaktu penyerangan Bojongkokosan, Komandan kolonel Supardi memerintahkan nanti setelah dua baris rombongan penjajah dibelakang (2 baris akhir) untuk dicegat dan digempur," kenang Aan.


Aan menceritakan kisah heroik serta betapa hebatnya peperangan yang terjadi di Palagan Bojongkokosan, dirinya berjibaku bersama pejuang lainnya memutus konvoi tentara Belanda yang terkenal dengan Battle Convoy.


BACA JUGA : Pemerintah Defisit, Dana Bantuan Pendidikan Menengah Universal Provinsi Jawa Barat Berkurang


"Keinginan waktu itu semangat ikut berjuang adalah ingin merdeka, karena sudah merdeka masih ada Belanda berkeliaran bahkan sampai lari kehutan , memang dari tahun 1945 hingga 1949 terasa ketir seolah nyawa diujung tanduk, jadi kalau kita gerak bebas sepertinya meninggal oleh penjajah, karena masalahnya bukan tentara Belanda asli,tapi KNIL yaitu tentara Belanda yang kulitnya seperti kita (Koninklije Nederlands Indische Lager / Tentara Kerajaan Hindia Belanda) mereka lebih bahaya" bebernya.


"Bagi generasi muda dan pemimpin harus bangkit untuk melanjutan perjuangan kemerdekaan yang sudah direbut para pahlawan yang telah korbankan jiwa dan raga. Saya ingatkan jangan gontok-gontokan, harus amanah," pasan sang Pejuang.(*)


Reporter : Rapik Utama
Editor : Dian Syahputra Pasi

TERPOPULER

SUKABUMI TERKINI