TatarSukabumi.ID - Penemuan fosil hewan purba Hiu Megalodon di Desa Gunung Sungging, Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi menuai sorotan berbagai kalangan.
Untuk melestarikan warisan purbakala ini, Museum Megalodon pertama di Indonesia akhirnya resmi didirikan di Sukabumi - Jawa Barat.
Museum ini didirikan persis dikawasan berbagai fosil ini ditemukan, yakni di Desa Gunung Sungging, Surade, yang didaulat sebagai kuburan berbagai hewan purba yang hidup di zaman jutaan tahun silam.
Berdirinya Museum Megalodon ini sesuai harapan warga dan tokoh masyarakat Desa Gunung Sungging untuk menyelamatkan suatu bukti sejarah yang terpendam di wilayah Sukabumi Selatan.
"Museum ini untuk menyimpan temuan - temuan fosil bersejarah, Kami sebagai pengelola bekerjasama dengan warga masyarakat yang secara sukarela memberikan penemuannya (fosil) di Museum Megalodon ini," ujar Mansur tokoh masyarakat setempat kepada TatarSukabumi.ID.
BACA JUGA : Labirin Batuan Purba Batu Bubut Sukabumi Resmi Dibuka Bagi Wisatawan
Lokasi Museum berada tepat di Samping Kantor Desa Gunung Sungging, Mansur bersama warga lain merapihkan satu bangunan milik Desa yang tak terpakai selanjutnya disulap menjadi Museum Megalodon.
"Setelah mendapat izin dari Kepala Desa, bangunan ini dimanfaatkan menjadi Museum, dan sekarang tengah ditata ulang oleh pihak Museum Geologi Bandung, tentunya kami sangat berterimakasih," ungkap Pria yang akrab disapa Mansyur Megalodon kepada TatarSukabumi.ID.
Seelah resmi didirikan, sambung Mansyur, Museum ini menjadi penyelamat kekayaan alam zaman purba.
"Jika tidak ada museum, ketika fosil di temukan warga selanjutnya dijual bebas, tentu anak cucu kita hanya kebagian cerita tanpa melihat bukti atau fakta tentang keberadaan Megalodon di Surade Sukabumi," ungkap Mansyur.
BACA JUGA : Taman Gunung Wayang Sukabumi Destinasi Wisata Wajib Dikunjungi
Sementara itu, Kepala Desa Gunung Sungging, Nanang kepada TatarSukabumi.ID membenarkan ratusan fosil banyak ditemukan diwilayahnya.
Yang saat ini telah terdata, fosil yang telah menjadi penghuni Museum Megalodon ini diantaranya fosil gigi hiu Megalodon, Moluska jenis Kerang, Keong, Tulang Paus, hingga Ambergris atau muntahan Paus pada masa Purba.
"Fosil gigi Megalodon berukuran variatif, dari yang terkecil berukuran kurang lebih 1 centimeter hingga 15 centimeter. Ukuran Moluska yang ditemukan juga bervariatif," ungkap Nanang.
BACA JUGA : Mega Proyek Kawasan Wisata dan Jalan 28 Kilometer di Sukabumi Juni Ini Mulai Digarap
Masih kata Kades, lokasi tempat ditemukannya fosil hiu purba akan menjadi salah satu warisan Geologi atau Geoheritage dunia.
Rencananya tanah tempat fosil fosil ini terpendam akan dijadikan sebagai Museum Site.
"Seperti dikatakan Muhammad Teguh, sebagai Wakil Badan Pengelola Geopark Ciletuh - Palabuhanratu, Museum Site itu konsepnya seperti sebuah taman Megalodon.
"Nantinya fosil-fosil yang ditemukan disana akan ditonjolkan di permukaan tanah singkapan (lokasi galian fosil), tentunya ini akan sangat menarik pagi pengunjung juga peneliti di kemudian hari," ungkap Nanang.
Sementara itu, dari keterangan Dr. Aswan, peneliti Geologi dari Institut Teknologi Bandung dalam acara Collection Talk Jejak Kehidupan Laut Purba Jampang Sukabumi, beberapa waktu lalu menyebut, kawasan Jampang di zaman purba bukan daratan seperti saat ini melainkan hamparan lautan.
Halaman Selanjutnya >>>>