Rutilahu warga Parungkuda dibantaran rel kereta api Sukabumi Bogor - Foto : Rapik Utama (12/10/2018) |
TatarSukabumi.ID - Kebahagiaan dirasakan Asep Rohimin bersama pasangannya Ela dan 4 puteranya, setelah rumah berukuran panjang 7 meter dan lebar hanya 3 meter yang jauh dari kata layak huni akhirnya di bedah.
Kondisi rumah yang nyaris roboh berdekatan dengan jalan lintasan rel Kereta api sehingga dikhawatirkan roboh akibat goncangan saat kereta lewat.
Pembangunan rumah tidak layak huni (Rutilahu) ini dilakukan secara swadaya dan gotong royong warga Kampung Leuwi Orok RT 09/RW 04, Desa Sundawenang Kecamatan Parungkuda Kabupaten Sukabumi, Jum'at [12/10/ 2018].
BACA JUGA : Iyos Somantri Soroti dan Perintahkan Kasat Pol PP Turun ke Sungai Citatih Cibadak yang Keruh Kecoklatan
Saat ditemui dilokasi pembangunan, tokoh masyarakat setempat, Misbahudin kepada TatarSukabumi mengungkapkan, "Kami bersama warga sepakat untuk
mewujudkan kepedulian terhadap sesama warga yang sangat membutuhkan melalui pembangunan rutilahu milik Asep Rohimin dan Ela yang sudah sekitar 25 tahun menempati rumah tersebut," ujar Misbahudin, Jum'at [12/10/ 2018].
Rutilahu warga Parungkuda dibantaran rel kereta api Sukabumi Bogor - Foto : Rapik Utama (12/10/2018) |
Misbahudin berharap, Pemerintah maupun pejabat bisa turut berpartisipasi untuk membantu warganya, "Derajat kita sama dihadapan yang maha kuasa ,siapapun diantara sesama yang membutuhkan maka berkewajiban untuk membela dan membantu sekemampunya," ungkap Misbahudin.
BACA JUGA : Metode Penangkaran Cumi di Sukabumi Terkendala Regulasi
Sementara itu, Asep Rohimin saat ditemui dilokasi sedang menderita sakit, kepada TatarSukabumi.ID mengungkapkan terima kasih kepada masyarakat yang telah membantu memperbaiki rumahnya.
"Alhamdulillah, saya sangat terharu melihat tetangga yang telah peduli, ada kalanya saya bersama anak merasa was-was bila kereta api lewat dengan getaran cukup panjang takut dengan kondisi rumah jadi roboh. terimakasih semoga apa yang telah diberikan membantu merehab dibalas oleh Allah," pungkas Asep yang kesehariannya bekerja sebagai kuli serabutan.(*)
Reporter : Rapik Utama
Editor : Dian Syahputra Pasi